Pages

Subscribe:

30 Januari 2010

Ipad, Tablet Apple Resmi Diluncurkan


Kamis, 28 januari 2010 | 10:34 WIB

SAN FRANCISCO, KAMIS - Kabar kehadiran tablet besutan Apple sudah beredar sejak awal bulan. Hari ini, Apple resmi meluncurkan produk yang dinamai iPad tersebut. Fisiknya mirip iPhone, tetapi dalam ukuran jauh lebih besar (dan tanpa kemampuan telefoni tentunya).

Mirip tablet lain, iPad adalah papan sketsa canggih, dengan layar sentuh IPS 9,7” dan tanpa keyboard. Perangkat berbobot 685 gram dengan ketebalan sekitar 1,27cm ini jalan di atas prosesor Apple A4 1GHz. Chip yang sama juga bertanggung jawab menjalankan semua proses grafis di perangkat iPad.

iPad datang lengkap dengan sebuah speaker dan mikropon built-in, fitur Wi-Fi 802.11, Bluetooth 2.1, accelerometer, kompas dan docking port standar Apple. Baterai perangkat ini ditanam, dan tidak bisa dikeluarkan. Menurut Apple, baterai tersebut mampu bekerja selama 10 jam, dan bisa siaga selama satu bulan sebelum perlu diisi ulang.

Dalam perangkat ini terpasang beberapa aplikasi standar Apple - Safari, Mail, Photos, Ipod, Itunes, Contacts, Notes, Maps, Youtube, dan aplikasi kalender. O ya, sebuah slot micro SIM untuk data 3G juga terkandung dalam iPad.

iPad dengan fitur Wi-Fi-only disebutkan akan tersedia di pasar AS dalam waktu dua bulan. Versi 3G-nya akan menyusul 30 hari kemudian.

iPad tersedia dalam beberapa variasi: model basic Wi-Fi-only 16GB yang dijual US$ 499, atau US$ 599 untuk 32GB dan US$ 799 untuk 64GB. Untuk model 3G, harga setiap kapasitasnya akan US$ 130 lebih mahal, yakni masing-masing US$ 629, US$ 729, dan US$ 829.

Selain iPad, Apple juga mengenalkan Ibooks yang memiliki kemampuan membaca e-book. Aplikasi Ibooks menayangkan rak buku 3D virtual dengan contoh-contoh yang bisa dilihat sebelum Anda membelinya.

Wiwiek Juwono

Sumber:www.tabloidpcplus.com


25 Januari 2010

Wii Classic Controller Pro coming to confused, oversized US living rooms in April


After doing the whole "Nintendo" thing in Japan, Nintendo has brought its Wii Classic Controller Pro Stateside to ensure us Americans were being properly Nintend'd to. That's right, yet another control mechanism, with its own set of slightly different buttons (this time dual shoulder buttons) and ergonomics (some DualShock-style grips) to thoroughly confuse and delight hapless Wii owners. Interestingly, the controller is making its debut in April as a bundle with Monster Hunter Tri; the game is compatible with the tried and true Wii Remote + Nunchuck combo and the hardly relevant Classic Controller, but we have a feeling those extra, Professional shoulder buttons will come in handy when plying the game mechanics of monster hunting. Separately the controller comes in black or white for $20, while bundled the game and controller will retail for $60. Our dignity as a once-proud Wii owner? Hardly worth a Craigslist listing.

Source:www.engadget.com


23 Januari 2010

Advan GT65: Memikat bagi yang Cekak


Meski notebook ringan jadi tren namun tak semua orang membutuhkan komputer yang selalu dijinjing ke mana-mana. Segmen ini biasanya membutuhkan notebook sebagai pengganti desktop untuk bekerja di meja dan lebih mementingkan kinerja serta harga dibandingkan desain yang manis. Kebutuhan inilah yang membuat notebook dengan layar besar dan bobot yang cukup berat tetap eksis, khususnya di tengah gempuran model kecil-ringan yang banyak dipromosikan vendor. Advan pun memerbarui model mereka untuk kelas ini, salah satunya lewat seri GT65.
Tak ada hal yang menarik dari desain GT65 karena bentuknya memang cenderung datar meski lapisan luar cover memakai bahan glossy yang mulus. Notebook dengan layar 14,1” ini juga cukup berat (2,5 kg) dan jelas tidak nyaman dibawa bepergian. Hal menarik muncul pada bagian keyboard di mana tombol-tombolnya tampak besar dan melebihi ukuran keyboard standar sehingga nyaman ditekan. Satu lagi kelebihan produk ini terletak pada penggunaan layar dengan pencahayaan LED yang membuat tampilan lebih cemerlang. Layar berlampu LED agaknya mulai banyak dimanfaatkan vendor sebagai keunggulan notebook mereka.
Faktor kinerja tampaknya juga lebih diutamakan pada GT65. Ini terbukti dengan penggunaan prosesor Intel T6570 2,1GHz dan harddisk berkapasitas 250 GB yang cukup lega. Namun penggunaan chipset SiS M672/968 kami duga tak akan mengoptimalkan kinerja notebook ini.
Seperti diketahui, sebagian chipset SiS memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan chip Intel meskipun harganya memang lebih murah. Dukungan chip grafis di GT65 juga mengandalkan SiS Mirage 3 yang setara dengan VIA Chrome 9 dibandingkan dengan GM965 (X3100) atau GL40 (X4500) dari Intel.
Advan tampaknya memangkas kelengkapan pada GT65 mungkin karena ingin menekan harga jualnya. Pada notebook ini tak ditemui slot Express Card dan juga port FireWire, fungsi Bluetooth, dan juga hilangnya fasilitas modem dial-up layaknya ciri khas jajaran produk Advan.
***
Jika disimpulkan, Advan GT65 merupakan notebook pengganti PC dengan dukungan mobilitas lebih baik. Kekurangan fasilitas di sana-sini menjadi faktor yang tidak kami sukai. Namun harganya yang terjangkau (Rp4,9 juta) jelas sangat memikat bagi mereka yang berkantong cekak. Notebook ini memang lebih ideal bagi mereka yang mementingkan aktivitas office dan Internet semata. Dengan demikian, game 3D tidak termasuk dalam daftar yang diperhitungkan di sini mengingat kemampuan olah grafis produk ini kurang memuaskan. Namun produk ini sudah cukup memadai untuk memainkan game sederhana yang tidak berat. Anda yang lebih berkonsentrasi pada pekerjaan pasti akan merasa cocok dengan kinerja-harga yang menarik pada Advan GT65 ini. (Deny Prasetyo)

Hasil pengujian :klik disini

Sumber:www.tabloidpcplus.com



21 Januari 2010

Palm Pre Plus (and Pixi Plus) review


It's been about a year since Palm pulled itself back from the brink of imminent destruction with the announcement of webOS and the Palm Pre, and even less time since the products announced actually hit the market. In that time span, the company has issued another handset (the small, less powerful Pixi), released a number of over-the-air updates to its OS (nine in all), and created and disseminated a slew of developer tools, including iterative releases of its SDK and a new web-based development environment called Ares. Throughout the ups and downs of the past 12-or-so months Palm has been "back," the company has stuck with Sprint as its lone carrier partner in the US -- so while it's been innovating and tweaking on its platform and devices, the third-place partner has kept it from the larger audiences AT&T or Verizon might offer. Now -- almost a year to the day -- Palm has turned around and opened its devices up to the country's largest carrier, in addition to bumping the specs and features of both phones it offers (the Pre getting an additional 8GB of storage and double the RAM, the Pixi is now equipped with WiFi). All the while significantly improving its SDK (with the new native Plug-in Development Kit) and app distribution model. So can Palm finally really get this ship sailing, court the developers it badly needs, and deliver on the promises of webOS, or is it too little, too late? Read on to find out!

More Info : Klik here

Source:www.engadget.com


16 Januari 2010

Toshiba Mini NB305 review


If there's been a Renaissance man in the world of first-gen netbooks it'd be the Toshiba Mini NB205. Its long battery life, comfortable keyboard and attractive and sturdy build distinguished it from the others, even when it made a late entrance to the little laptop market last year. Like most manufacturers, Tosh has gone and refreshed its knockout netbook with Intel's Atom Pine Trail platform and slightly altered the design. But has the competition caught up to the $399 Mini NB305? Or does the Mini NB305 still hold a place in our hearts as the most versatile netbook out there? Find out after the break in our full review.



Straight up, we love the design of the Mini NB305. Compared to the Acer Aspire One 532h and the ASUS Eee PC 1005PE it feels tougher and it's just better looking. Sure, it may not be as dapper as the Nokia Booklet 3G, but its matte plastic lid adorned with diagonal raised lines and its silver-ish rounded hinge gives it some standout appeal. And yes, it feels good not to complain about a glossy fingerprint attracting cover. We also like the centered-on-the-hinge power button that glows when the machine is turned on. The six-cell battery has been remolded so it doesn't horizontally bulge out of the back, like it did on the Mini NB205, and it now only protrudes slightly from the bottom. The entire 1.4-inch thick chassis isn't as thin as the inch thin Aspire One 532h, but at 2.6 pounds it's still fairly light.

Around the netbook are the standard ports: three USBs, VGA, Ethernet, an SD card reader, and mic and headphone jacks. Many have been asking about the lack of HDMI ports on these new netbooks, and while we'd welcome the additional port for easily hooking up to a larger monitor or HDTV, it's obvious Atom alone can't handle even 720p videos, and thus it's been left off the list.

More info:klik here

Source:www.engadget.com

14 Januari 2010

Asus UX30 : Kembaran Macbook Air


Pertama melihat Asus UX30, kami langsung teringat dengan Macbook Air. Pasalnya, banyak kesamaan di antara keduanya. Bentuk tombol chiclet, touchpad besar, dan desain yang begitu ramping adalah kesamaan utama keduanya. Bobot Asus UX30 pun hanya sekitar 1,45 kg, hanya terpaut sedikit dari bobot MacBook Air yang sekitar 1,36 kg.
Namun jika dibanding MacBook Air, Asus UX30 memiliki koneksi yang lebih lengkap. Jika membuka penutup port di sisi kiri dan kanan, Anda akan menemukan colokan HDMI, Ethernet, card reader, 3 port USB, dan mini Display Port. Lho, tidak ada VGA Out? Sebenarnya ada, cuma harus melalui converter khusus yang dihubungkan ke Display Port. Converter tersebut sudah disediakan dalam paket penjualan, namun berarti Anda harus memastikan converter tersebut tidak tertinggal jika ingin melakukan presentasi.
Kelemahan lain yang agak mengganggu adalah baterai notebook ini terintegrasi alias tidak bisa dicopot. Ini agak menyulitkan karena Anda berarti tidak bisa mengganti baterai tersebut sewaktu-waktu atau menggunakan baterai cadangan. Padahal dengan kapasitas baterai 3250 mAh, notebook ini kurang memiliki nafas panjang. Saat kami uji, notebook ini cuma bertahan dua jam untuk memutar video HD dan menjalankan Battery Eater mode Classic.
Namun untuk performa, notebook ini layak diacungi jempol. Berbekal prosesor Intel Core 2 Solo SU3500 dan memori 4GB, performa notebook ini hanya kalah dari Vaio VGN-TT25GN.



Kesimpulan
Sejak pertama, kami sudah terpikat dengan desain Asus UX30 yang keren dan modern. Meski tidak orisinal, notebook ini pasti akan membuat Anda terlihat lebih gaya. Performanya pun cukup bagus, meski daya tahan dalam mode baterai agak mengecewakan. Harga Asus UX30 sendiri sekitar US$ 989 tanpa sistem operasi, jadi sedikit lebih tinggi dibanding notebook tipis lain. (Wisnu Nugroho)

Hasil Uji: klik disini

Sumber:www.tabloidpcplus.com


12 Januari 2010

ASUS UL80JT spotted with automatic switchable graphics, brags 12 hour battery life


How we missed this at the ASUS booth is beyond us, but leave it to the eagle-eyes at Ars to hone in on the ASUS UL80JT with an overclockable Core i7 processor and NVIDIA GeForce 310 graphics. So it's just a run-of-the-mill gaming rig, right? Wrong. The 14-inch laptop has switchable graphics like we have never seen before; the laptop
automatically switches, "second-by-second" between the NVIDIA card and the integrated Intel one, instead of the "standard" switchable graphics we've seen on laptops like the MacBook Pro 15 or ASUS UL80Vt which require users to switch manually. The major foreseeable benefit of this is longer battery life even when the system is using the discrete card, and ASUS touts 12 hours with the automatic solution turned on. No word on price or availability, but we're guessing ASUS will have more details soon and that we'll start seeing this this in more and more laptops as NVIDIA spreads the love around to the rest of the industry.

Source:www.engadget.com

07 Januari 2010

Lenovo IdeaCentre C300: Si Cantik Bergaya Klasik


Dengan desain cantik dan fasilitas komplet, bulan Juli lalu kami menyebut Lenovo IdeaCentre A600 sebagai representasi ideal sebuah PC AiO. Tak lama berselang, vendor tersebut kembali merilis keluarga IdeaCentre terbarunya berlabel C300. Bisa ditilik dari namanya kalau produk ini diset sebagai versi downgrade A600. Namun, segi desain tetaplah menjadi andalan Lenovo. Kali ini mereka memberi daya tarik dengan perwajahan bingkai yang bermotif klasik.

Perbedaan kelas dengan sang "kakak" segera terlihat manakala kami melongok spesifikasi perangkat kerasnya. Untuk menekan harga, Lenovo menggunakan prosesor Intel Atom. Tapi alih-alih menggunakan tipe N270 atau N280 yang sebenarnya ditujukan bagi netbook, C300 mengusung N330 yang disasar Intel untuk nettop. Wajar jika performa C300 terasa cukup gegas dibandingkan PC AiO lain selevelnya. Apalagi kalau sekadar digunakan untuk beraktivitas komputasi standar.
Tampil dengan layar 20 inci, C300 sebenarnya sangat cocok untuk memuaskan pengguna dari sisi multimedia. Ketersediaan DVD drive internal menjadi satu keunggulan C300 dibandingkan pesaing-pesaing sekelas yang umumnya cuma memberikan perangkat optis eksternal. Sayang, saat uji kemampuan memutar file video HD, jalannya tak semulus harapan. Pada beberapa bagian, gambar yang dihasilkan agak patah-patah. Namun tiada masalah kalau file multimedia standar seperti AVI, WMV, dan MP4 yang disetel. Penasaran dengan kinerja 3D-nya, kami memainkan game Doom 3 dengan C300. Hasilnya? Ternyata cukup oke. Jauh lebih mulus dibandingkan saat memutar video HD.
Lenovo IdeaCentre C300 menyediakan pilihan konektivitas yang terbilang lengkap. Terdapat 6 port USB, 1 port PS/2 (untuk mouse), port FireWire, LAN, pembaca kartu memori 6-in-1, dan juga fasilitas Wi-Fi. Berbandrol harga kompetitif di angka US$599, C300 layak dimajukan sebagai yang terdepan di antara aneka PC AiO level menengah. (Erry EP)

Spesifikasi dan hasil uji:klik disini

Sumber:www.tabloidpcplus.com

 
Blogger Templates