Blackberry seri Curve ketambahan anggota keluarga baru dengan hadirnya BlackBerry Curve 8900, atau lebih akrab disebut Javelin. Ditilik dari desainnya,
Curve 8900 mewarisi tipikal wajah Curve 8300. Tapi secara keseluruhan, penampilannya mengikuti gaya Bold. Perhatikan saja warna hitam mengilat dan sentuhan krom yang menghiasi bodinya. Cara gampang untuk menggambarkannya adalah bayangkan Bold dengan tepi bodi gaya Nokia E71.
Jika boleh subyektif, menurut kami Curve 8900 adalah salah satu Blackberry paling pas bagi kami. Pas dalam arti leluasa dimasukkan ke saku, namun tidak terlalu kecil yang membuatnya ‘tidak terasa’. Bobotnya yang sekitar 110 gram juga terasa pas: tidak terlalu enteng, juga tidak terlalu berat. Pokoknya, pas deh.
Layar ukuran 2.4 inci beresolusi HVGA+ (480x360) terbilang tinggi dibanding seri lain BlackBerry yang pernah dibuat RIM. Meski belum memakai layar sentuh, layarnya terlihat terang dan tajam, bahkan ketika kita tengah terpanggang di bawah terik matahari.
Seperti BlackBerry tipe bar lainnya, Javelin memakai track ball untuk navigasi. Kami hanya butuh waktu sejenak untuk membiasakan diri memakai bola tersebut untuk menggerakkan kursor. Keyboard Qwerty tentu saja masih jadi andalan Javelin sebagai alat input. Tapi entah mengapa kami perlu sedikit waktu untuk membiasakan jari gempal kami agar tak terpeleset memencet tombolnya. Keyboard-nya sendiri tersusun 4 baris, termasuk tombol spasi.
Dari sisi port, Javelin memisahkan fungsi headset dari port charger/transfer data dengan menambahkan jack 3.5mm. Artinya kita bisa menggunakan headset alternatif jika menginginkan kualitas suara yang lebih jernih. Namun kami sudah cukup terbuai dengan kualitas suara dari headset bawaannya, jadi sepertinya Anda tidak perlu repot membeli headset lain. Sedangkan speaker eksternal kami temukan memanjang di bawah lensa kamera dan lampu. Suara bisa disetel ke nyaring maksimal dan terdengar lumayan jernih.
Javelin memakai prosesor berkecepatan 512MHz. Bukan yang tercepat di pasaran, namun masih sanggup menangani kebutuhan berbagai aplikasi yang dijalankan. Untuk kebutuhan penyimpanan data, tersedia memori internal sebesar 256MB dan slot memori microSD/SDHC yang mendukung sampai 16GB. Namun perlu dicatat kalau akan sedikit repot untuk mengganti kartu memori karena letaknya di balik casing. Pada unit yang kami terima, slot sudah diisi kartu berkapasitas 1GB.
Javelin sudah memakai kamera beresolusi 3.2MP seperti kebanyakan peranti pintar yang ada di pasar. Ada lampu kilat, tapi tak ada cermin. Tombol kamera ada di kanan bodi, antara tombol volume dan port charger. Ngomong-ngomong, tombol ini ternyata bisa disetel ulang untuk dijadikan pintasan aplikasi lain.
Yang agak disayangkan dari Javelin ini adalah belum mendukung 3G. Tapi setidaknya masih ada fasilitas Wi-Fi (802.11 b/g) yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif koneksi internet. Selain itu tersedia pula fasilitas GPS yang memakai peta BlackBerry Maps buatan Tele Atlas dan Google Maps sebagai pendamping. Akurasi terbilang bagus, meski kami perlu memberi catatan bahwa ada kalanya proses koneksi ke satelit terasa lambat.
Sebagai peranti bisnis, Javelin dilengkapi banyak aplikasi kerja. Kita akan temukan banyak aplikasi manajemen pribadi maupun pembuat dokumen. Jangan lupakan solusi BlackBerry untuk enterprise. Salah satu layanan yang pasti akrab di telinga kita adalah layanan push mail BlackBerry. Pada unit demo yang kami terima, kami malah melihat RIM memasukkan akses mudah ke situs jejaring sosial seperti Facebook dalam deretan aplikasi.
***
Di Indonesia, BlackBerry tengah jadi idola. Tak heran kehadiran Javelin atau Curve 8900 dinanti para pecinta gadget. Kami sendiri menyukai desain Javelin yang elegan dan terasa pas di tangan, namun sayangnya belum mendukung 3G. Namun jika koneksi internet cepat bukanlah prioritas, Blackberry Curve 8900 adalah pilihan yang layak dilirik. Apalagi, memiliki BB terbaru dijamin mendongkrak gaya gaul Anda. (Septyarini)
Plus : Desain elegan; ukuran terasa pas.
Minus: Tidak mendukung 3G; fungsi GPS lambat
Curve 8900 mewarisi tipikal wajah Curve 8300. Tapi secara keseluruhan, penampilannya mengikuti gaya Bold. Perhatikan saja warna hitam mengilat dan sentuhan krom yang menghiasi bodinya. Cara gampang untuk menggambarkannya adalah bayangkan Bold dengan tepi bodi gaya Nokia E71.
Jika boleh subyektif, menurut kami Curve 8900 adalah salah satu Blackberry paling pas bagi kami. Pas dalam arti leluasa dimasukkan ke saku, namun tidak terlalu kecil yang membuatnya ‘tidak terasa’. Bobotnya yang sekitar 110 gram juga terasa pas: tidak terlalu enteng, juga tidak terlalu berat. Pokoknya, pas deh.
Layar ukuran 2.4 inci beresolusi HVGA+ (480x360) terbilang tinggi dibanding seri lain BlackBerry yang pernah dibuat RIM. Meski belum memakai layar sentuh, layarnya terlihat terang dan tajam, bahkan ketika kita tengah terpanggang di bawah terik matahari.
Seperti BlackBerry tipe bar lainnya, Javelin memakai track ball untuk navigasi. Kami hanya butuh waktu sejenak untuk membiasakan diri memakai bola tersebut untuk menggerakkan kursor. Keyboard Qwerty tentu saja masih jadi andalan Javelin sebagai alat input. Tapi entah mengapa kami perlu sedikit waktu untuk membiasakan jari gempal kami agar tak terpeleset memencet tombolnya. Keyboard-nya sendiri tersusun 4 baris, termasuk tombol spasi.
Dari sisi port, Javelin memisahkan fungsi headset dari port charger/transfer data dengan menambahkan jack 3.5mm. Artinya kita bisa menggunakan headset alternatif jika menginginkan kualitas suara yang lebih jernih. Namun kami sudah cukup terbuai dengan kualitas suara dari headset bawaannya, jadi sepertinya Anda tidak perlu repot membeli headset lain. Sedangkan speaker eksternal kami temukan memanjang di bawah lensa kamera dan lampu. Suara bisa disetel ke nyaring maksimal dan terdengar lumayan jernih.
Javelin memakai prosesor berkecepatan 512MHz. Bukan yang tercepat di pasaran, namun masih sanggup menangani kebutuhan berbagai aplikasi yang dijalankan. Untuk kebutuhan penyimpanan data, tersedia memori internal sebesar 256MB dan slot memori microSD/SDHC yang mendukung sampai 16GB. Namun perlu dicatat kalau akan sedikit repot untuk mengganti kartu memori karena letaknya di balik casing. Pada unit yang kami terima, slot sudah diisi kartu berkapasitas 1GB.
Javelin sudah memakai kamera beresolusi 3.2MP seperti kebanyakan peranti pintar yang ada di pasar. Ada lampu kilat, tapi tak ada cermin. Tombol kamera ada di kanan bodi, antara tombol volume dan port charger. Ngomong-ngomong, tombol ini ternyata bisa disetel ulang untuk dijadikan pintasan aplikasi lain.
Yang agak disayangkan dari Javelin ini adalah belum mendukung 3G. Tapi setidaknya masih ada fasilitas Wi-Fi (802.11 b/g) yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif koneksi internet. Selain itu tersedia pula fasilitas GPS yang memakai peta BlackBerry Maps buatan Tele Atlas dan Google Maps sebagai pendamping. Akurasi terbilang bagus, meski kami perlu memberi catatan bahwa ada kalanya proses koneksi ke satelit terasa lambat.
Sebagai peranti bisnis, Javelin dilengkapi banyak aplikasi kerja. Kita akan temukan banyak aplikasi manajemen pribadi maupun pembuat dokumen. Jangan lupakan solusi BlackBerry untuk enterprise. Salah satu layanan yang pasti akrab di telinga kita adalah layanan push mail BlackBerry. Pada unit demo yang kami terima, kami malah melihat RIM memasukkan akses mudah ke situs jejaring sosial seperti Facebook dalam deretan aplikasi.
***
Di Indonesia, BlackBerry tengah jadi idola. Tak heran kehadiran Javelin atau Curve 8900 dinanti para pecinta gadget. Kami sendiri menyukai desain Javelin yang elegan dan terasa pas di tangan, namun sayangnya belum mendukung 3G. Namun jika koneksi internet cepat bukanlah prioritas, Blackberry Curve 8900 adalah pilihan yang layak dilirik. Apalagi, memiliki BB terbaru dijamin mendongkrak gaya gaul Anda. (Septyarini)
Plus : Desain elegan; ukuran terasa pas.
Minus: Tidak mendukung 3G; fungsi GPS lambat
Spesifikasi BlackBerry Curve 8900 : klik disini
0 komentar:
Posting Komentar